Play
dermagaFm | Radio Streaming Kalbar
dermagaFm | Radio Streaming Kalbar
dermagaFm | Radio Streaming Kalbar
dermagaFm | Radio Streaming Kalbar
dermagaFm | Radio Streaming Kalbar
dermagaFm | Radio Streaming Kalbar
dermagaFm | Radio Streaming Kalbar
dermagaFm | Radio Streaming Kalbar
dermagaFm | Radio Streaming Kalbar
dermagaFm | Radio Streaming Kalbar

Kemas Ulang Masker Buatan China, Pabrik Masker Austria Produksi 12 Juta Masker Jenis FFP2 Perbulan

Ilustrasi masker. (pixabay)

Sebuah pabrik masker Austria yang memproduksi lebih dari 12 juta masker jenis FFP2 sebulan, sedang diselidiki karena mengemas ulang masker-masker buatan China dan memberi label buatan Austria, kata jaksa penuntut hari Rabu.

Perusahaan Hygiene Austria, meningkatkan produksinya hingga 350.000 masker kelas medis per hari, ketika Kanselir Sebastian Kurz mewajibkan pemakaian masker FFP2 di kendaraan angkutan umum, sekolah, dan toko-toko pada bulan Januari.

Kantor kejaksaan anti korupsi menggerebek dua lokasi pabrik hari Selasa, setelah penyelidikan terhadap praktik perekrutan ilegal mendapatkan bukti bahwa "masker FFP2 yang diproduksi di luar negeri itu dikemas ulang di salah satu lokasi pabriknya di Austria. Masker itu kemudian dijual dengan harga lebih tinggi sebagai masker yang dibuat di Austria," kata sebuah pernyataan.

Manajer umum Hygiene Austria, yang didirikan pada April 2020 adalah saudara ipar Kanselir Austria Sebastian Kurz.

Perusahaan itu telah menjual jutaan masker ke toko waralaba bahan makanan terbesar di Austria, dan peningkatan kegiatan itu telah menyebabkan perekrutan 100 staf tambahan.

Jaksa anti-korupsi mencurigai, banyak dari perekrutan itu bersifat ilegal karena para pegawainya tidak terdaftar untuk mendapat jaminan sosial. Perusahaan Hygiene Austria "dengan tegas menyangkal" tuduhan itu dalam sebuah pernyataan yang dikirim ke media Austria.

Ketika berlangsung peresmian pabrik itu pada bulan April lalu, Kurz berterima kasih kepada Hygiene Austria atas sumbangannya dalam membuat negara kecil berpenduduk sembilan juta orang itu, mandiri dari impor masker asing. [ps/jm]

Oleh: VOA Indonesia

Tinggalkan Komentar

Berita Baru Berita Lainnya