Foto: Ketua DPC TBBR juga sebagai Mangku TBBR Sekadau (Sekundus) |
Sekadau, dermagafm.com - Tariu Borneo Bangkule Rajakng (TBBR) mempunyai visi dan misi menyatukan seluruh orang Dayak tanpa memandang jabatan tanpa memandang sekolah tanpa memandang pangkat dan susb-sub suku, menyatukan seluruh orang Dayak yang ada di Indonesia, tidak lagi ada istilah mengkotak-kotak diri dalam upaya membangun kebersamaan mendukung keberadaan Bangsa Indonesia yang satu dan kokoh yang tentu saja harus tetap menjaga keharmonisan dengan masyarakat lainnya.
Hal ini disampaikan oleh Ketua DPC atau Mangku Tariu Borneo Bangkule Rajakng (TBBR) Kabupaten Sekadau, Sekundus kepada radio Dermaga,belum lama ini.
“Ormas Triu Borneo Bangkule Rajakng yang biasa disingkat (TBBR), TBBR ini Ormas secara legalitas sudah diakui oleh Negara. Ormas ini sudah sangat dikenal oleh masyarakart di Kalimantan bahkan sampai ke luar daerah Kalimantan dengan ciri pakaian dan asesoris serba warna merah sehingga masyarakat menyebut itu pasukan merah. Pasukan merah ini merupakan pasukan gelar adat. Jadi keanggotaan kami khususnya di Kabupaten Sekadau ada di 7 kecamatan. TBBR punya ketua-ketua DPC di tingkat kecamatan dan di Jakarta ada pengurus juga yang disebut DPW dan di Pontianak sebagai pusat, disebut DPP”jelas Sekundus.
Ketua DPC atau Mangku TBBR juga menyampaikan bahwa ada tiga istilah yang disebut sebagai keanggotaan TBBR.
“Yang pertama itu disebut anggota simpatisan, kedua anggota luar biasa dan yang ketiga anggota aktif. Anggota simpatisan yaitu orang-orang Dayak yang mendukung, mensupport kegiatan ormas TBBR yang berada di wilayahnya masing-masing. Anggota luar biasa yaitu orang-orang tua, orang Dayak yang paham dan tahu masalah adat istiadat dan budaya, karena kami ini masih muda dan kami perlu belajar banyak dengan orang tua yang paham dan tahu masalah adat istiadat dan budaya. Terakhir adalah anggota tetap yang harus memenuhi beberapa persyaratan salah satunya berpantang, kemudian rajin berdoa dan bermediatasi menurut agamanya (Katolik dan Protestan). Tetapi kalau anggota sempatisan dan anggota luar biasa itu tidak perlu persyarata tadi,”jelas Mangku TBBR
Sekundus jugamenjelaskan bahwa TBBR memiliki Misinya dengan stressing persatuan bagi 500 san sub suku bangsa Dayak yang ada di Kalimantan ini secara khusus dan di Indonesia pada umumnya.
“TBBR di seluruh Indonesia ini mempunyai 4 misi utama, yang pertama kami mau menyatukan seluruh orang Dayak tanpa memandang jabatan tanpa memandang sekolah tanpa memandang pangkat dan susb-sub suku, Jadi kami mau menyatukan seluruh orang Dayak yang ada di Indonesia jadi kita tidak lagi mengotak-ngotak ini Suku, sub suku apapun kita satu dayak, karena satu darah satu keturunan (Dayak) ini akan kami terapkan kepada masyarakat Dayak. Kedua, kami mau menggali sejarah adat istiadat dan budayaan nenek moyang kita zaman dahulu kala dan menggali tempat-tempat keramat juga yang ada di wilayah masing-masing yang sekarang mungkin ditinggalkan oleh orang-orang kita Dayak, Ketiga kami mau memelihara mengangkat lagi adat istiadat budaya dan tradisi orang Dayak, zaman sekarang saya lihat budaya dan tradisi banyak yang memakai budaya dan tradisi orang luar, contoh pernikahan orang Dayak pakai janur sebab menurut saya janur bukan budaya Dayak, setahu saya budaya Dayak itu pakai ancah atau dalam istilah lain menurut sukunya.Saya berharap mudah-mudahan ke depannya orang-orang Dayak cinta kepada budayanya. Sebagai pembanding kita lihat budaya saudara kita Tionghoa yang tidak pernah hilang, bahkan merambah ke mana-mana bahkan di gereja di pasang lampion dan pertanyaannya kenapa budaya kita tidak bisa apalagi kita menjadi tuan di tanah sendiri dan yang keempat adalah menjadi benteng pertahanan adat dan budaya,”sambungnya.
“Tetapi jika diperlukan dan masyarakat meminta karena ada kasus, permasalahan dan penghinaan, dikriminalisasi, maka kami siap membela masyarakat Dayak karena itu adalah harkat martabat orang Dayak tidak yang tidak boleh diinjak-injak,”tegas nya.
“Pada event gawai nanti, kami siap membantu sekaligus sambil menjelaskan fakta sejarah bahwa orang Dayak ratusan tahun lalu mampu kompak bersatu seperti pasukan merah ini dan ini bukanlah kesombongan tapi bukti bahwa bangsa Dayak bukanlah orang sembarangan tapi dari dulu sudah menunjukan contoh persatuan sebagai bagian dari bangsa besar yaitu bangsa Indonesia dan ini sudah terbukti TBBR ada di mana-mana dan tidak mengada-ada, sudah exist di bumi tanah Borneo ini,”tutupnya. (Jine)
Editor Drs. Nico Bohot
Info ini bisa disimak di 100,9 FM dan di dermagafm.com