Ketua panitia Fransiskus Ngadian dan Gereja Santo Fidelis Sejiram yang akan diresmikan hari Kamis 7 Juli 2022 |
Seperti apa persiapan panitia? Berikut penjelasan ketua panitia Fransiskus Ngadian kepada radio Dermaga hari Rabu 6 Juli 2022 .
"Sebenarnya persiapan sudah lama kami buat panitia saja di bulan Maret. Memang sering kami rapat evaluasi hingga 3 minggu terakhir kami persiapan membuat bangunan fisik dalam seperti tenda kursi dan lain-lain, hal persiapan di luar gereja maupun di dalam gereja sampai hari H-1 sudah siap lah,"
Sementara terkait dengan biaya pembangunan Gereja Santo Fidelis ini ketua panitia menjelaskan bahwa anggaran ini adalah Swadaya umat, bantuan pemerintah serta para donatur.
"Pembangunan seperti ini memang swadaya umat, dari bantuan pemerintah daerah, dari para donatur ya nanti akan disampaikan secara lengkap oleh ketua panitia pembangunan gereja. Yang jelas pembangunan ini belum selesai 100% karena masih ada tambahan-tambahan sedikit yang mungkin nanti bisa dilakukan sambil berjalan aja. Jadi nanti ketua Umum panitia Pembangunan Gereja. Gereja lama memang tidak cukup lagi menampung jumlah umat yang makin berkembang maka kami berusaha secepatnya meresmikan gereja ini dan menggunakannya untuk kepentingan misa hari minggu dan hari-hari besar lainnya,"kata ketua panitia yang juga ketua Dewan Paroki serta Kepala Desa Sejiram 3.
Gereja yang baru ini ukuran 30x50 m terletak sekitar 50 meter di samping gereja yang lama, dibangun di atas bukit yang menghadap langsung ke Sungai Seberuang dengan kapasitas untuk umat, dua kali lipat dari isi gereja lama.
"Saya kira kalau memang full sekitar 1000-an 1200 umat. Kalau di gereja lama sekitar 600 orang. Dalam hal ini saya lihat semangat umat luar biasa, selain juga gotong royong juga kami berpartisipasi dalam hal tenaga, uang, kami juga berpartisipasi dalam hal konsumsi. Kami harus memberikan apa yang kami punya dan dalam hal ini saya ucapkan syukur dan terima kasih pada umat, kepada DPP, kepada pemerintah daerah, sehingga nanti bisa terlaksana dengan baik. Jadi dukungan dari semua pihak memang luar biasa,"tambahnya.
"Saya punya harapan kepada umat, dengan adanya gereja baru saya kira semangat juga semakin baik, dalam hal beriman dan juga dengan bangunan baru juga kita mempunyai tanggung jawab yang besar ya seperti pemeliharaan dan juga merawatnya sehingga tetap indah, tetap enak untuk tempat ibadah, gereja yang membanggakan umat, agama Katolik sudah berusia 130 tahun lebih sejak tahun 188, "tutupnya.
Masuknya agama Katolik di Kalimantan Barat dimulai pada tahun 1884. Ketika itu, izin untuk menyebarkan agama Katolik di wilayah Kalimantan Barat dikeluarkan setelah Gubernur Jenderal Frederik s'Jacob bertemu dengan Vikaris Apolostik Mgr. Claessens.
Pada 7 Agustus tahun 1884, Gereja di Keuskupan Sintang dibangun di wilayah Sejiram. Pada masa itu, nusantara masih berada di bawah naungan Vikariat Apostolik Batavia. Dalam surat Vikaris Apostolik dari Batavia pada 25 Pebruari 1884 no.178, Mgr. Claessens memberitahu tentang pertemuannya dengan Gubernur Jenderal Hindia Belanda di Buitenzorg (Bogor) yang menyatakan kemungkinan pemerintah Belanda memberikan wilayah Borneo sebagai penyebaran misi Katolik. (Nico)
Info ini bisa disimak di radio Dermaga 100,9 FM atau di dermagafm.com