Play
dermagaFm | Radio Streaming Kalbar
dermagaFm | Radio Streaming Kalbar
dermagaFm | Radio Streaming Kalbar

Gawai Serumpun Tampun Juah, Bentuk Nyata Persaudaraan Malindo

Ritual adat "Ngarintai Padarak," sebelum diadakan puncak acara Ngumpan Sanongh pada Gawai Serumpun Tampun Juah, di Segumon Desa Lubuk Sabuk Kec. Sekayam Kab.Sanggau Indonesia, 12-14 Agustus 2022.
Sekadau, dermagafm.com- Perhelatan budaya Dayak dalam bentuk Gawai lintas etnis dan lintas negara baru saja  diselenggarakan oleh masyarakat adat Tampun Juah di dusun Segumon Desa Lubuk Sabuk, Kecamatan Sekayam Kabupaten Sanggau dihadiri oleh 160 warga Dayak suku Iban Bidayuh dari Malaysia Serawak -Sabah dan Brunai  tanggal 12 sampai dengan 14 Agustus 2022.

Gawai Dayak yang dibuka oleh Wakil Bupati Sanggau Yohanes Ontot ini dihadiri oleh beberapa anggota DPRD Sanggau,  perwakilan komunitas masyarakat adat dari kabupaten Sintang dan kabupaten Sekadau, juga Temanggung Sisang, Agus Laimuddin, para tetua adat suku, dan seluruh warga adat Segumon dan sekitarnya.

Setelah acara pembukaan dilanjutkan dengan napak tilas ke Tembawang situs peninggalan nenek moyang bangsa Dayak suku Iban Bidayuh di mana dulunya merupakan eks lokasi rumah Betang, tempat asal usul suku Dayak Iban dan Bidayuh bermigrasi ke seantero Borneo. Acara napak tilas ini disambut oleh hujan rintik-rintik hampir sepanjang hari sampai malam hari hingga acara hiburan di pentas berlangsung. Walau demikian masyarakat sangat antusias menyaksikan atraksi budaya oleh Sanggar Tabuh Pampat Serawak Malaysia yang diikuti dengan tarian Nganyant yang tampak mistis oleh penampilan eksotik penabuh dan penari dari negeri jiran ini.

Berikut disajikan sambutan Ketua Panitia, Ketua Panitia pembangunqn, turis asal Swedia, Ketua Sanggar dari Kuching dan Direktur Insttitut Dayakologi.

Petrus Kenedy, Ketua Panitia Gawai Seriumpun Tampun Juah dan Johan Ketua Panitia pembangunan Betang
Panitia secara cermat membangun pentas di halaman depan lokasi  Rumah Budaya Menua Asal Tampun Juah yang baru dimulai pembangunannya, di depannya berdiri 7 Tiang Sandung yang dibangun kembali tahun 2018 yang lalu.

"Hari ini adalah hari yang sangat bersejarah, yang mana hari ini kita melaksanakan gawai Serumpun Tampun Juah ini berlokasi di halaman rumah Adat yang akan dibangun. Gawai ini adalah sebuah cerita ulang tentang zaman dahulu bahwa di sini adalah tempat peradaban asal-usul nenek moyang kita. Adapun tujuan dengan kegiatan hari ini untuk menggali kembali pandangan kita terhadap Tampun Juah, juga untuk mengenal identitas kita sebagai orang Dayak pada intinya. Dan perlu diketahui bahwa Tampun Juah adalah rumah kita bersama, maka dari itu mari kita lestarikan adat istiadat kita sebagai orang Dayak,"ujar Petrus Kenedy, ketua Panitia yang juga Kepala Desa Segumon ini.
Johan, ketua panitia pembangunan rumah budaya Tampun Juah, ba Tampun Juah mengatakan bahwa pembangunan sudah dimulai beberapa waktu yang lalu dengan pondasi dasar tiang-tiang yang sudah dicor dan saat ini masih ya menunggu bantuan ataupun dana dari berbagai pihak untuk dilanjutkan kembali pembangunannya.

Mimi Luna, 31 tahun asal Swedia
Luna menyatakan bahwa ini baru pertaman kali ia menyaksikan acara budaya yang luar biasa dalam hidupnya ini. Kebetulan ia datang ke Malaysia beberpa waktu sebelumnya dan diajak bergabung dengan rombongan dari Kuching ke Tampun Juah. Menurut Luna acara ini sangat mengagumkan. Tahun depan Luna berjanji akan hadir ke Sekadau untuk merasakana suasana gawai dan hidup orang Dayak..

"I came to Kuching and join the Iban urang asal Sarawak grup to go to Tampun Juah Indonesia. I am really proud to be here. I never see the cultural exhibition like this before during my life....really this is the first time I see and feel excited with this people. I hope I can come to Sekadau next year for your Gawai Dayak 12, on July 2023," kata Luna.

Donal, President of Persatuan Iban Urang Asal Sarawak menyatakan kegembiraannya datang ke Tampun Juah, tempat asal usul suku ini. 

"Senang sekali bisa datang bertemu dengan saudara-saudaraku di Indonesia dan tadi penampilan kami disambut meriah oleh penonton walau hari hujan. Kami disambut sebagai saudara di sini dan ini sungguh membahagiakan, walau logat cakap beda sikit, kami senang. Kami tampilkan budaya gendang pampat urang asal Sarawak Malaysia dan tarian kanyat, juga tari lainnya.. Udah  4 tahun usia grup kami ini dan sering tampil di kota Kuching dan tempat lainnya. Kami sungguh excuted lah,"ujar nya bangga.


Krissusandi Gunui, S.Sos Direktur Institut Dayakologi.
"Wilayah Tampun Juah ini memang menjadi dampingan ID dan gawai serumpun ini sudah dilaksanakan beberapa kali, awalnya secara sederhana oleh masyarakat setempat, kemudian beberapa tahun lalu juga digelar GSTJ ini yang mengundang saudara kita dari Sabah dan Serawak serta Briunaidarussalam. Gawai sebelumnya hadir 170 an warga Sarawak ke Tampun Juah ini. Tujuannya adalah untuk mengingat kembali exixtensi keberadaan Tampun Juah sebagai lambang persatuan dan solidaritas dan sebagai usaha untuk merevitalisasi  Tampun Juah sebagai salah satu situs budaya dan pusat sejarah suku bangsa Dayak. Keberadaan suku Dayak di Tampun Juah ini bukan hasil dongeng, tetapi penelitian para ahli dan riset pustaka,  berdasarkan bukti-bukti sejarah dan di dukung oleh nara sumber tetua adat. Beberapa tahun lalu kami bersama masyarakat di Tampun Juah ini juga mendirikan sebuah radio komunitas yang diberi nama Radio Komunitas Tampun Juah dengan tujuan menggaungkan keberadaan situs budaya Tampun Juah serta menyampaikan pesan dan pendapat para tokoh masyarakat tentang pelestarian budaya. Siaran dalam 3 bahasa, Iban, Bidayuh dan Indonesia.
Bersama pemerintah Kabupaten Sanggau dan berharap dukungan Kabupaten lainnya akan membangun rumah betang Tampun Juah sebagai rumah betang bersama Indonesia dan Malaysia. Saat ini baru dibangun pondasi tiang, ukurannya 71 x 31 m. Ini nanti akan jadi pusat budaya, pusat literasi, perpustakaan,  sekretariat bersama, galeri dan untuk keperluan lainnya. Saya berharap ini menjadi moment persatuan dan kebersamaan yang nantinya diwujudkan dalam bentuk bantuan nyata untuk pembangunan rumah betang Tampun Juah ini sesuai dengan Rumusan Bekudua Seminar GSTJ 2022,"tutur Direktur ID yang  berasal Tapang Sambas  Kab. Sekadau. (Nico)

Editor: Drs.Nico Bohot
Info ini bisa disimak juga di Dermaga 100,9 FM atau di dermagafm.com





Tinggalkan Komentar

Berita Baru Berita Lainnya