Mgr. Valentinus Saeng, saat berikan sambutan pada acara Penerimaan Sakramen Krisma di Stasi Sto Agustinus Landau Kodah |
Acara penerimaan sakramen Krisma ini menurut Hamid S.Ag selaku tokoh masyarakat setempat, diawali dengan proses pelatihan khusus bagi peserta yang dilakukan sehari sebelumnya dimana diadakan pertemuan yang dilakukan oleh dua orang Katekis bersama seluruh calon penerima, diakhir dengan pengakuan dosa yang dipimpin oleh 3 orang pastor, sementara umat yang ada di stasi Landau Kodah juga turut mendukung kegiatan ini dengan acara adat lainnya pada hari sebelumnya dengan berbagai acara adat.
Untuk diketahui bahwa sakramen Krisma adalah salah satu Sakramen dari 7 Sakramen dalam Gereja Katolik, dimana sakramena lainnya adalah Sakramen Permandian, ekaristi, pengakuan dosa/tobat, pengurapan orang sakit/minyak suci, perkawinan, dan imamat. Sedangkan Sakramen Krisma merupakan tanda kedewasaan iman seseorang. Penerimaan sakramen Krisma melengkapi rahmat pembaptisan, dan menyempurnakan inisiasi. Melalui sakramen Krisma, seseorang diikat secara kebih kuat dan sempurna dengan Gereja serta diperkaya dengan daya kekutan Roh Kudus. Konsekuensi dari sakramen Krisma adalah tanggung jawab iman dan semakin wajib untuk menyebarluaskan dan membela iman sebagai saksi Kristus.
Turut hadir mendampingi Uskup Sanggau, adalah Pastro paroki Sekadau, Pastor Martinus CP, Ketua Badan Pengurus Gereja Katolik Sekadau, Aloysius Ama Ki'i, orang Muda Katolik yang hadir sekaligus menjadi kelompok Koor, juga beberapa misdinar.
Pada kesempatan sambutan setelah selesai misa, sebelum berkat Penutp, Uskup mengingatkan kepada krismawan-krismawati dan umat Katolik seluruhnya bahwa sangat penting diingat bahwa menjadi orang Katolik itu harus berani "bersaksi" di mana pun dalam kehidupannya.
"Saya sampaikan beberapa pesan pertama kepada segenap Krismawan-wati bahwa setelah menerima Sakramen Krisma ini, anda semua diharapkan tetap menjaga iman, tentu banyak tantangan dan kesulitan tapi jangan lupa bahwa kita orang katolik dan orang Dayak, kami para pastor selalu berupaya memperkenalkan iman kepada kita dengan mendirikan sekolah, mendirikan asrama, dan perlu diingat baik-baik kalau bukan karena gereja Katolik, orang dayak mungkin tidak seperti saat ini, jadi tolonglah bahwa iman katolik disini dijaga dirawat baik-baik," ujar Uskup
Uskup kelahiran Belitang ini juga menginginkan bahwa harus ada guru agama Katolik di sekolah-sekolah negeri yang ada di Kabupaten Sekadau, apakah masuk sebagai guru honor, PNS atau P3K biar disetiap sekolah ada guru agama.
"Di sekolah-sekolah Negeri dari SD sampai SMU ada yang tidak ada guru agama katolik, padahal di sekolah itu ada banyak anak-anak beragama katolik, maka pesan saya umat mengerti iman tetapi juga perlu didukung dengan pelajaran disekolah-sekolah terutama pelajaran agama, perlu belajar 5 perintah gereja, 10 perintah Allah dan doa-doa pokok itu diajarkan dulu jangan yang lain-lain, itu diajarkan tanpa perayaan Ekariti, karena hal itu penting agar umat ikut misa bisa menjawab pertanyaan dan pernyataan.. contoh kalau pastor bilang "Tubuh Kritus" umat banyak tidak menjawab "Amin."
Uskup Valantinus juga menyinggung kebiasaan oarng di pedsalaman ini suka menjual aset seperti tanah dan hal itu tentu harus dihentikan sebab tanah tidak bisa bertambah.
"Penyakit kita orang Dayak ini suka jual tanah..Dalam Kitab Kejadian Allah menciptakan tanah dan tempat, maka kalau tanah tidak diciptakan Tuhan maka Tuhan tidak menciptakan manisia, maka saya minta umat katolik pertahankan tanah yang ada, kita yang harus mengolah tanah, jangan sedikit-sikit jual tanah, sebab nanti kita akan menjadi penonton di tanah sendiri", tambah Uskup.
Setelah acara sambutan, baru kemudian dilakukan berkat penutup dan selanjutnya acara makan siang bersama serta hiburan rakyat yang diikuti oleh semua masyarakat( FJ)
Editor PenJab Radio Dermaga
Info ini bisa disimak melalui radio Dermaga 100 9 FM atau bisa didengarkan melalui HP Android Anda klik dermagafm.com